3 Fokus pada pola tidur sepanjang minggu. âIni adalah sebuah mitos bahwa Anda akan "balas dendam" waktu tidur di akhir pekan,â ucap Philip. âJika Anda kehilangan 10 jam tidur dalam satu minggu (dua jam semalam), Anda tidak mungkin tidur 10 jam ekstra selama akhir pekan, di atas waktu tidur normal Anda.â. 4.
Dalampemilihan warna busana pesta hendaknya disesuaikan waktu dan kesempatan pesta. Jenis Busana Pesta Berdasarkan Waktu. Dalam menentukan jenis busana pesta yang akan anda kenakan, faktor penting yang harus anda perhatikan adalah masalah waktu. Di bawah ini beberapa tips dalam memilih jenis busana pesta yang disesuaikan
Dantidak semua busana dapat dipakai setiap waktu dan semua kesempatan. Karena kesempatan yang berbeda menuntut pula jenis busana yang berbeda. (b) Kesempatan Berbusana menurut kesempatan berarti kita harus menyesuaikan busana yang dipkai dengan tempat busana tersebut akan dikenakan. Berdasarkan uraian tentang karakteristik busana
BusanaPesta untuk Siang hari Pakailah pakaian yang dapat menyerap keringat untuk pesta siang hari. Hindari bahan-bahan yang panas yang menyebabkan rasa tidak nyaman. Jika pesta diadakan di dalam ruangan dengan full AC, anda bisa mengenakan pakaian dengan bahan yang sedikit panas. Kenakan pakaian dengan model yang simple.
Vay Tiá»n TráșŁ GĂłp 24 ThĂĄng.
Pengertian Busana Pesta Malam Busana pesta adalah busana yang digunakan pada kesempatan pesta, dimana busana tersebut dibagi menurut waktunya yaitu pagi, siang, malam Prapti Karomah dan Sicilia S, 19988-9. Menurut Enny Zuhny Khayati 1998 busana pesta malam adalah busana yang dipakai pada kesempatan pesta dari waktu matahari terbenam sampai waktu berangkat tidur, baik yang bersifat resmi maupun tidak resmi. Menurut Sri Widarwati 199370 busana pesta adalah busana yang dibuat dari bahan yang bagus dan hiasan yang menarik sehingga kelihatan istimewa. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan busana pesta adalah busana yang dikenakan untuk kesempatan pesta dan dibuat lebih istimewa dari busana lainnya, baik dalam hal bahan, desain, hiasan, maupun teknik jahitannya. Busana Pesta Menurut Enny Zuhny Khayati 1998 dan Sri Widarwati 1993 busana pesta dikelompokkan menjadi a. Busana Pesta Pagi Busana pesta pagi atau siang adalah busana yang dikenakan pada kesempatan pesta antara pukul Busana pesta ini terbuat dari bahan yang bersifat halus, lembut, menyerap keringat dan tidak berkilau, sedangkan pemilihan warna sebaiknya dipilih warna yang lembut tidak terlalu gelap. b. Busana Pesta Sore Busana pesta sore adalah busana yang dikenakan pada kesempatan sore menjelang malam. Pemilihan bahan sebaiknya bertekstur agak lembut dengan warna bahan yang cerah atau warna yang agak gelap dan tidak mencolok. c. Busana Pesta Malam Busana pesta malam adalah busana yang dikenakan pada kesempatan pesta malam hari. Pemilihan bahan yaitu yang bertekstur lebih halus dan lembut. Mode busana kelihatan mewah atau berkesan glamour. Warna yang digunakan lebih mencolok, baik mode ataupun hiasannya lebih mewah. d. Busana Pesta Malam Resmi Busana pesta malam resmi adalah busana yang dikenakan pada saat resmi, mode masih sederhana, biasanya berlengan tertutup sehingga kelihatan rapi dan sopan tetapi tetap terlihat mewah. e. Busana Pesta Malam Gala Busana pesta malam gala adalah busana pesta yang dipakai pada malam hari untuk kesempatan pesta, dengan ciri-ciri mode terbuka, glamour, mewah. Misalnya Backlees punggung terbuka, busty look dada terbuka, decolette look leher terbuka dan lain-lain. 2. Karakteristik Busana Pesta Untuk menghasilkan sebuah busana pesta yang bagus dan bermutu tinggi perlu mempertimbangkan karakteristik dari busana pesta tersebut. Karakteristik busana pesta antara lain a Siluet Busana Pesta Menurut Sri Widarwati 1993 siluet busana pesta adalah struktur pada desain busana yang mutlak harus dibuat dalam suatu desain. Siluet adalah garis luar bayangan suatu busana Sicilia Sawitri, 199457. Penggolongan siluet dibagi beberapa macam 1 Bentuk dasar Penggolongan siluet menurut bentuk dasar dibedakan menjadi 3, yaitu a Siluet lurus atau pipa straigh/tabular b Siluet lonceng bell-shape/bouffant shilouette c Siluet menonjol bustle shilouette 2 Pengaruh tekstur Siluet berdasarkan pengaruh tekstur dibedakan menjadi 2 yaitu siluet tailor dan siluet draperi. 3 Kesan usia Berdasarkan kesan usia, siluet dibedakan menjadi 2 yaitu siluet dengan kesan gadis remaja flapper shilouette dan siluet dengan kesan dewasa mature shilouette 4 Bermacam huruf Berdasarkan bentuk huruf siluet dibedakan menjadi siluet A, H, I, T, Y, S, X, O, dan L. 5 Bentuk yang ada di alam Berdasarkan bentuk yang ada di alam siluet dibedakan menjadi 4 yaitu a Siluet hourglass yaitu mengecil dibagian pinggang. Siluet ini masih dibedakan lagi menjadi 3 yaitu 1 Siluet natural yaitu siluet yang menyerupai kutang atau strapless. Bagian bahu mengecil, bagian dada besar membentuk buah dada bagian pinggang mengecil dan bagian rok melebar. 2 Pegged skirt yaitu siluet dengan bentuk lebar di bahu, mengecil di pinggang, membesar di pinggul dan pada bagian bawah rok mengecil. 3 Siluet flare yaitu siluet dengan bentuk bahu lebar membentuk dada, mengecil di pinggang dan di bagian rok melebar. Pada umumnya siluet ini memakai lengan gembung dan rok pias, rok kerut, dan rok lipit yang lebar. 4 Siluet melebarkan badan, siluet ini memberikan kesan melebarkan si pemakai karena menggunakan garis horizontal, lengan kimono, lengan setali, lengan raglan atau lengan dolman. b Siluet geometrik yaitu siluet yang bentuknya berupa garis lurus dari atas ke bawah tidak membentuk tubuh. Siluet geometrik dibedakan menjadi 4 yaitu siluet persegi panjang rectangle, siluet trapesium trapeze, siluet taji wedge, dan siluet tunik T shape c Siluet bustle yang mempunyai ciri khas adanya bentuk menonjol di bagian belakang. Memiliki bentuk asli mengecil dibagian pinggang kemudian diberi tambahan berupa draperi atau kerutan yang dilekatkan atau terlepas. d Siluet pant celana Menurut Sri Widarwati 1993 busana pesta seringkali terbuka bagian atas, seperti model decollate, strapless/bustle, backless, dan lain-lain. Penerapan siluet pada desain busana menggunakan siluet A yang pada bagian atas sedikit terbuka dengan menggunakan keep untuk menutup bagain dada agar tidak terlihat begitu fulgar. b Bahan Busana Pesta Bahan yang digunakan untuk busana pesta biasanya dipilih bahan-bahan yang berkualitas tinggi dan mampu menimbulkan kesan mewah. Bahan-bahan tersebut antara lain bahan yang tembus terang seperti bahan brokat, tile, organdi, sifon dan lain â lain Enny Zuhni Khayati, 19982. Sedangkan menurut Sri Widarwati 1993 bahan yang digunakan untuk busana pesta antara lain beledu, kain renda, lame, sutera, dan sebagainya. Busana pesta yang digunakan pada umumnya adalah bahan yang berkilau, bahan tembus terang, mewah dan mahal setelah dibuat. Menurut Enny Zuhni Khayati 19989 ada empat hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan bahan busana yaitu 1 Memilih bahan sesuai dengan desain. 2 Memilih bahan sesuai dengan kondisi si pemakai. 3 Memilih bahan sesuai dengan kesempatan. 4 Memilih bahan sesuai dengan keuangan keluarga. c Warna Busana Pesta Warna yang digunakan dalam pembuatan busana pesta biasanya kelihatan mewah dan gemerlap, untuk busana pesta malam biasanya menggunakan warna-warna mencolok/cerah, warna-warna yang lembut, seperti ungu, biru muda, dan putih serta warna-warna tua/gelap, seperti merah menyala dan biru gelap Prapti Karomah dan Sicilia Sawitri, 1998. Sedangkan menurut Sri Widarwati 1993 pemilihan warna busana pesta berbeda, harus disesuaikan dengan kesempatan pestanya. Pada umumnya warna yang digunakan untuk busana pesta malam adalah yang mengandung unsur merah, hitam, keemasan, perak, atau warna-warna yang mengkilap. d Tekstur Bahan Busana Pesta Tekstur adalah sifat permukaan dari suatu benda yang dapat dilihat dan dirasakan. Sifat-sifat permukaan tersebut antara lain kaku, lembut, kasar, halus, tebal, tipis, dan tembus terang transparan, Sri Widarwati, 1993 14. Tekstur terdiri dari bermacam-macam yaitu tekstur kaku, tekstur kasar dan halus, tekstur lemas, tekstur tembus terang, tekstur mengkilap dan kusam Arifah A Riyanto, 2003 47. Menurut Enny Zuhni Khayati 1998 tekstur bahan untuk busana pesta biasanya lembut, licin, mengkilap/kusam, tidak kaku dan tidak tebal dan juga memberikan kesan nyaman pada waktu dikenakan. 2. Pola Busana Pola busana merupakan suatu potongan kain atau kertas, yang dipakai sebagai contoh untuk membuat baju/busana ketika bahan digunting Porrie Muliawan, 1992. Menurut Widjiningsih 19941 pola terdiri dari beberapa bagian, yaitu pola badan blus, lengan, kerah, rok, kulot dan celana yang masih dapat diubah sesuai mode yang dikehendaki. Adapun langkah pembuatan pola adalah sebagai berikut a. Pengambilan Ukuran Untuk memperoleh pola busana yang pas dan cocok dengan model memerlukan ukuran bagian tubuh model secara tepat dan akurat. Setiap sistem atau metode pembuatan pola kontruksi memiliki jenis kebutuhan tentang ukuran yang berbeda-beda. Sebelum melakukan pengukuran, model yang hendak diambil ukurannya harus menggunakan peter ban dan diikatkan pada bagian-bagian tubuh tertentu hal ini dilakukan untuk memperoleh hasil ukuran yang akuran selain itu atribut busana yang menjadikan tubuh lebih besar harus dilepas. Ukuran yang diperlukan dalam pembuatan busana pesta malam adalah sebagai berikut 1 Lingkar Leher Diukur sekeliling batas leher, dengan meletakkan jari telunjuk di lekuk leher. 2 Lingkar Badan Diukur sekeliling badan atas yang terbesar, melalui puncak dada, ketiak, letak sentimeter pada badan belakang harus datar dari ketiak sampai ketiak. Diukur pas dahulu, kemudian ditambah 4 cm, atau diselakan 4 jari. 3 Lingkar Pinggang Diukur pas sekeliling pinggang. 4 Lingkar Pinggang LP Diukur sekeliling pinggang, pas dahulu, kemudian ditambah 1 cm, atau diselakan 1 jari. Untuk pinggang ban rok dan slack. Boleh dikurangi 1 cm. 5 Lingkar Panggul Diukur sekeliling badan bawah yang terbesar, ditambah 2 cm sebelah atas puncak pantat dengan sentimeter datar. Diukur pas dahulu, kemudian ditambah 4 cm atau diselakan 4 jari. 6 Tinggi Panggul Diukur dari bawah ban petar pinggang sampai di bawah ban sentimeter di panggul. 7 Panjang Punggung Diukur dari tulang leher yang menonjol di tengah belakang lurus ke bawah sampai di bawah ban petar pinggang. 8 Lebar Punggung Diukur 9 cm di bawah tulang leher yang menonjol atau pertengahan jarak bahu terendah dan ketiak dari batas lengan kiri sampai batas lengan yang kanan. 9 Panjang Sisi Diukur dari batas ketiak ke bawah ban petar pinggang di kurangi 2 a 3 cm. 10 Lebar Muka Diukur pada 5 cm di bawah lekuk leher atau pertengahan jarak bahu terendah dan ketiak dari batas lengan yang kanan sampai batas lengan yang kiri. 11 Panjang Muka Diukur dari lekuk di tengah muka ke bawah sampai di bawah ban petar pinggang. 12 Tinggi Dada Diukur dari bawah ban petar pinggang tegak lurus ke atas sampai di puncak buah dada. 13 PanjangBahu Diukur pada jurusan di belakang daun telinga dari batas leher ke puncak lengan, atau bahu yang terendah. 14 Lebar Dada Diukur jarak dari kedua puncak buah dada. Ukuran ini tergantung dari buste-haouder atau kutang pendek yang dipakai. Ukuran ini tidak dipakai untuk konstruksi pola, hanya untuk ukuran pemeriksa. 15 Panjang Lengan Blus Diukur dari puncak lengan terus ke bawah lengan sampai melampaui tulang pergelangan lengan yang menonjol. 16 Lingkar Lubang Lengan Diukur sekeliling lubang lengan, pas dahulu ditambah 2 cm untuk lubang lengan tanpa lengan, dan ditambah 4 cm untuk lubang lengan yang akan dipasangkan lengan. 17 Ukuran Uji Diukur dari tengah muka di bawah ban petar serong melalui puncak buah dada ke puncak lengan terus serong ke belakang sampai di tengah belakang pada bawah petar ban. 18 PanjangRok Diukur dari batas pinggang sampai batas yang diinginkan. b. Metode Pembuatan Pola Pola adalah langkah awal dalam proses pembuatan busana. Pola ada beberapa jenis yaitu pola jadi dan pola yang dibuat langsung. Pola jadi adalah pola yang sudah ada di pasaran seperti majalah atau tabloid. Jenis pola yang sudah jadi yaitu, pola standar, pola rader, pola amplop, pola cetak, pola diagram. Selain pola yang sudah ada, cara untuk mendapatkan pola dengan membuatnya sendiri. Metode pembuatan busana terdiri dari dua macam yaitu 1 Drapping Drapping adalah cara membuat pola atau busana dengan meletakkan kertas tela sedemikian rupa di atas badan seseorang yang akan dibuatkan busananya mulai dari tengah muka menuju ke sisi dengan bantuan jarum pentul Widjiningsih, 1990 1. Untuk memperoleh bentuk yang sesuai dengan bentuk badan diberikan lipit pantas kupnaad. Metode Drapping ini hanya dapat dikerjakan untuk orang lain dan banyak dilakukan sebelum konstruksi pola berkembang. 2 Konstruksi Pola Konstruksi pola adalah pola yang dibuat berdasarkan ukuran yang dari bagian-bagian yang diperhitungkan secara matematis dan gambar pada kertas sehingga tergambar bentuk badan muka dan belakang, rok dan lain-lain Widjiningsih, 19943. Dengan konstruksi pola ini dapat dibuat bermacam-macam busana. Menurut Porrie Muliawan 19927 untuk memperoleh konstruksi pola yang baik harus menguasai hal-hal sebagai berikut a Cara mengambil macam-macam jenis ukuran harus tepat dan cermat. b Cara menggambar bentuk tertentu seperti garis leher, garis lubang lengan harus lancar dan tidak ada keganjilan. c Perhitungan pecahan dari ukuran yang ada dalam konstruksi harus dikuasai. Sistem atau cara pembuatan pola kontruksi terdapat beberapa macam seperti metode So-en, Meyneke, Charman, Cuppens Guers, Frans Wenner coupe, Derssmaking, ho Twan Nio, Njo Hong Hwie, Muhawa, Edi Budiharjo. Saat membuat pola busana, kita harus memperhatikan beberapa hal seperti Sewaktu mengambil ukuran harus benar tepat dan cermat. Model diikat dengan peter ban pada beberapa bagian tubuh. Model harus berdiri dengan tegap jangan sampai membungkuk. Cara menggambarkan lengkungan-lengkungan pola pada busana harus luwes, seperti menggambar kerung lengan. kerung leher, garis panggul dan lain-lain. Perhitungan yang dilakukan harus cermat dan teliti sesuai dengan rumus, agar hasil yang diperoleh benar. Penerapan pembuatan pola menggunakan pola dasar mayneke. c. Teknologi Busana Teknologi busana adalah cara atau teknik pembuatan busana agar hasilnya menarik dan nyaman dipakai Nanie Asri Yuliati, 1993. Busana yang berkualitas tinggi biasnya penyelesaiannya menggunakan tangan seperti pengeliman, penyelesaian kampuh, penyelesaian lapisan, sehingga memakan waktu yang relatif lama dan membutuhkan ketelatenan. Teknologi pembuatan busana terdiri dari d Teknologi penyambungan kampuh Kampuh adalah kelebihan jahitan atau tambahan jahitan untuk menghubungkan dua bagian dari busana yang dijahit Nanie Asri Yulianti, 1993. Kampuh ada dua macam yaitu kampuh buka dan kampuh tutup. 1 Kampuh Buka Kampuh buka adalah kelebihan jahitan yang dihubungkan dua bagian dari busana yang dijahit secara terbuka. Cara menjahitnya yaitu a Kampuh â kampuh yang akan dijahit disatukan, kemudian dijahit dengan jarak sedang tepat pada garis pola. b Kampuh yang sudah dijahit dibuka dan dipres dengan setrika. Macam â macam kampuh buka antara lain a Kampuh buka diselesaikan dengan obras. b Kampuh buka diselesaikan dengan setik mesin. c Kampuh buka diseleseikan dengan rompok. d Kampuh buka diselesaikan dengan zig -zag. e Kampuh buka diseleseikan dengan tusuk balut. f Kampuh buka diselesaikan dengan tusuk feston. Teknik yang digunakan dalam pembuatan busana pesta malam pada kesempatan ini adalah kampuh buka diselesaikan dengan teknik dirompok kemudian disom, diterapkan pada rok pias 6. 2 Kampuh Tutup Kampuh tutup adalah kelebihan jahitan dari dua bagian yang tidak terbuka tetapi menjadi satu. a Kampuh Balik Kampuh yang dipakai untuk menyelesaikan pakaian anak, lenan rumah tangga dan untuk menyelesaikan pakaian dewasa wanita yang berbahan tembus terang. Ada dua macam kampuh balik yaitu kampuh balik biasa dan kampuh balik semu. b Kampuh Pipih Adalah yang digunakan untuk pakaian bayi dan pakaian pria. c Kampuh Perancis Kampuh yang dipakai bolak-balik, kampuh ini pada bagian baik buruknya terdapat dua jalur setikan. e Teknologi pelapisan/ lining Pelapisan yaitu kain untuk melapisi kain yang bahannya tipis atau kain yang terasa gatal dikulit. Linningadalah kain pelapis busana dan penutup jahitan sehingga busana tampak rapi, baik dari luar maupun bagian dari dalam. Penggunaan Linning juga berfungsi untuk menjaga agar bahan utama dari pakaian tidak cepat rusak terutama untuk pakaian dari dari bahan yang berkualitas tinggi dan harganya mahal. Dalam pemilihan linning harus disesuaikan dengan bahan pokok, bentuk busana, warna busana serta memiliki karakter hampir sama dengan bahan pokoknya. Contoh kain furing yaitu abute, asahi. Menurut Nanie Asri Yuliati 1993 teknik pemasangan linning ada dua cara yaitu 1 Teknik lepas yaitu teknik pemasangan antara bagian bahan utama dengan linning dijahit sendiri-sendiri, namun pada bagian tertentu dijahit menjadi satu untuk menyatukan kedua bagian tersebut. Misalnya pada rok yang berfuring lepas disatukan pada bagian ban pinggang. 2 Teknik lekat yaitu teknik pemasangan antara bahan utama dengan linning dijahit menjadi satu, biasanya digunakan untuk menjahit bahan-bahan transparan. f Teknologi interfacing Interfacing adalah lapisan yang tampak dari luar, misalnya lapisan lapel krah, lapisan belahan pada tengah muka. Kegunaan interfacing ini adalah untuk memperbaiki bentuk jatuh bagian-bagian busana sehingga terlihat rapi dan indah. Di pasaran interfacing di jual dalam berbagai macam bentuk seperti kain pasir, viselin, kain keras, kain gabus dan lain-lain. Dalam menentukan interfacing hendaknya memperhatikan hal-hal dibawah ini Kesesuaian dengan bahan utama Kesesuaian antara tebal dan tipis bahan utama Ketepatan penempatan bahan pelapis Kesesuaian dengan tujuan atau kegunaan interfacing g Teknologi pengepresan Teknologi pengepresan adalah suatu cara agar kampuh-kampuh terlihat lebih pipih dan rapi. Pengepresan ini dilakukan setiap kali selesai menjahit dengan menggunakan setrika dengan suhu yang disesuaikan dengan bahan busananya. Pada saat pengepresan untuk kain yang tipis atau mudah mengkilat sebaiknya menggunakan pelapis atau bahan lain. Penerapan Dalam Desain Busana Penerapan teknologi kampuh yang digunakan menggunakan kampuh buka dan dibagian bawah rok menggunakan penyelesaian wallsoom yang kemudian di ssom gulung. Tips Aman Merawat Busana Pesta 1. Biasanya busana pesta terbuat dari materi bahan halus seperti crepe, sutra, taffeta, brokat, lace georgette atau satin. Untuk bahan-bahan jenis ini sebaiknya Anda menggunakan pencucian dry clean. 2. Cara lain, rendam dalam larutan pencuci detergent, biarkan selama 10 menit, peras lembut dan jemur menggunakan gantungan. Ketika menjemur tidak perlu di terik matahari langsung, cukup diangin-anginkan saja. 3. Simpan dalam lemari dengan cara digantung atau dilipat, tergantung jenis bahan dan potongan baju 4. Keluarkan busana sebulan atau dua bulan sekali dari dalam lemari untuk diangin-anginkan. Cara ini dapat menghindari jamur akibat penyimpanan dalam waktu lama dalam lemari
1. Deskripsi Busana Pesta a. Pengertian Busana Pesta Busana pesta adalah busana yang dikenakan pada saat pesta, dimana tersebut dibagi menurut waktunya, yaitu pesta pagi, pesta siang, dan pesta malam, Prapti Karomah dan Sicilia Sawitri, 199810. Sedangkan Enny Zuhni Khayati 19983 mengungkapkan bahwa âBusana pesta adalah busana yang dikenakan pada kesempatan pesta, baik pagi hari, siang hari, dan malam hariâ. Sedangkan Chodiyah dan Wisri A. Mamdy 1982 Busana pesta adalah busana yang dikenakan pada kesempatan pesta, 47 biasanya menggunakan bahan yang berkualitas tinggi dengan hiasan dan perlengkapan yang bagus dan lengkap sehingga kelihatan istimewa. b. Penggolongan Busana Pesta 1 Waktu Pemakaian a Busana Pesta Pagi Busana pesta pagi adalah busana yang dikenakan pada kesempatan pesta pagi hari. Untuk busana pagi hari, dipilih warna yang lembut yaitu, biru, hijau, ungu, warna â warna muda dan cerah serta bahan yang digunakan bisa dari bahan sutera, batik, dan lain-lain. Menurut Prapti Karomah 1990 motif bahan untuk busana pesta pagi hari adalah motif bunga, polos, atau geometris. Dan model yang dipakai adalah bentuk leher berkrah atau tanpa krah, lengan pendek, lengan Ÿ atau lengan panjang, rok suai, rok lingkaran atau rok œ lingkaran, rok kerut, dan rok lipit. Sedangkan untuk pelengkap yang digunakan lebih sederhana dari pesta malam yaitu perhiasan emas tetapi tidak berlebihan, sepatu tinggi dan tas 48 model busananya lebih bervariasi, warna bahan lebih mencolok atau lebih gelap dan cenderung hampur sama dengan busana pesta malam hari. Perhiasan yang dipakai sebaiknya tidak berkilau. c Busana Pesta Malam Busana pesta malam adalah busana pesta yang dikenakan pada kesempatan pesta malam hari dari waktu mulai matahari terbenam sampai waktu berangkat tidur baik bersifat resmi atau tidak resmi, Enny Zuhni Khayati, 1998. Model dan perhiasan busana pesta malam lebih mewah dari pada busana pesta pagi atau busana pesta sore. Menurut Prapti Karomah 1990 busana pesta malam biasanya memilih bahan yang berkualitas lebih halus, lembut jika dibandingkan dengan busana pesta pagi maupun busana pesta sore hari, bahan yang digunakan seperti chiffon, Organza, taffeta, satin, beledu, dan bahan yang berkilau, dipilih warna yang agak tua seperti, hitam, biru tua, coklat tua, merah, dan sebagainya. Pelengkap busana untuk busana pesta malam sesuai dengan model, bahan, warna, dan tidak berlebihan, menggunakan sepatu bertumit tinggi dari kulit halus atau dari kain, dan perhiasan yang digunakan lebih mewah dari busana pesta pagi maupun busana pesta sore hari. Siluet busana pesta berbeda dengan busana sehari â hari. Busana pesta umumnya lebih rumit dan lebih mewah, baik desain busananya maupun pada hiasanya. Menurut Sri Widarwati 1993 Busana pesta malam biasanya panjang sampai lantai longdress, 49 tanpa lengan dan sering kali terbuka pada bagian atas seperti dĂ©colletĂ©, strapless, atau bustie, backless, dan lain-lain. 2 Sifat Menurut Enny Zuhni Khayati 1998 Berdasarkan sifatnya busana pesta malam dibagi menjadi dua bagian, yaitu a. Busana Pesta Malam Resmi Busana pesta malam resmi adalah busana yang digunakan pada saat resmi, busana masih sederhana, biasanya berlengan, tertutup sehingga kelihatan rapi dan sopan tapi tetap terlihat mewah. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa busana pesta malam resmi adalah busana pesta yang dikenakan pada saat acara resmi dengan busana yang rapid an sopan tetapi tetap terlihat mewah. b. Busana Pesta Malam Gala Busana pesta malam gala adalah busana pesta yang dipakai pada malam hari untuk kesempatan pesta, dengan ciriâciri mode terbuka. Glamour, dan mewah, misalnya Backless punggung terbuka, busty look dada terbuka, dĂ©colletĂ© look leher terbuka, dan lainâlain. 50 3 Usia Menurut Ariffah A. Riyanto 2003 karakteristik pemakai berdasarkan usia sebagai berikut a Busana bayi b Busana usia kanak â kanak balita c Busana usia anak â anak d Busana usia remaja e Busana usia dewasa f Busana usia masa tua c. Karakteristik Busana Pesta 1 Model / Siluet âSiluet busana pesta adalah garis lurus atau bayangan suatu busanaâ Sicilia Sawitri, 198237. âSiluet adalah bayangan luar dari busana atau pakaian yang dapat dikelompokkan menjadi garis bayangan luar atau siluet A, I, H, Y, S, O, X, Vâ Arifah A. Riyanto, 2003. Bermacam huruf Berdasarkan bentuk huruf siluet dibedakan menjadi a Siluet A, menunjukkan garis sempit di atas dan mengembang dibawah. b Siluet H, menunjukkan garis sisi lurus dari atas ke bawah. c Siluet I, menunjukkan besar di bagian atas dan bawah, bagian tengah lurus. 51 d Siluet Y, menunjukkan besar dibagian atas dan mengecil dibagian bawah. e Siluet X, menunjukkan besar dibagian atas, pas pinggang dan besar dibagian bawah. f Siluet O, menyerupai bentuk bola atau bulat. g Siluet L, menunjukan ekor pada bagian belakang. h Siluet S, garis luarnya berbentuk melengkung kebawah. Siluet S ini justru memperlihatkan bentuk pinggang yang berarti badan atas pas sampai pinggang, sedangkan bagian roknya dibuat mengembang, yang dapat terjadi karena kerut atau bantuan penggunaan petticoat sebagai rok dalam. Berdasarkan bentuk yang ada di alam siluet dibedakan menjadi 4 yaitu a Siluet hourglass yaitu mengecil dibagian pinggang. Siluet ini masih dibedakan lagi menjadi 3 yaitu 1 Siluet natural yaitu siluet yang menyerupai kutang atau strapless. Bagian bahu mengecil, bagian dada besar membentuk buah dada bagian pinggang mengecil dan bagian rok melebar. 2 Pegged skirt yaitu siluet dengan bentuk lebar di bahu, mengecil di pinggang, membesar di pinggul dan pada bagian bawah rok mengecil. 3 Siluet flare yaitu siluet dengan bentuk bahu lebar membentuk dada, mengecil di pinggang dan di bagian rok melebar. Pada umumnya 52 siluet ini memakai lengan gembung dan rok pias, rok kerut, dan rok lipit yang lebar. 4 Siluet melebarkan badan, siluet ini memberikan kesan melebarkan si pemakai karena menggunakan garis horizontal, lengan kimono, lengan setali, lengan raglan atau lengan dolman. b Siluet geometrik yaitu siluet yang bentuknya berupa garis lurus dari atas ke bawah tidak membentuk tubuh. Siluet geometrik dibedakan menjadi 4 yaitu siluet persegi panjang rectangle, siluet trapesium trapeze, siluet taji wedge, dan siluet tunik T shape. c Siluet bustle yang mempunyai ciri khas adanya bentuk menonjol di bagian belakang. Memiliki bentuk asli mengecil dibagian pinggang kemudian diberi tambahan berupa draperi atau kerutan yang dilekatkan atau terlepas. d Siluet pant celana Menurut Sri Widarwati 1993 busana pesta seringkali terbuka bagian atas, seperti modeldecollate, strapless/bustle, backless, dan lain-lain. Penerapan siluet pada desain busana menggunakan siluet A yang pada bagian atas sedikit terbuka dengan menggunakan keep untuk menutup bagain dada agar tidak terlihat begitu fulgar. 53 2. Bahan Busana Busana pesta malam biasanya menggunakan bahan yang bagus, dengan hiasan yang menarik sehingga terlihat istimewa Chodiyah dan Wisri A. Mamdy 1982166. Bahan yang digunakan dalam busana pesta yaitu bagus, namun tidak berarti harus bahan yang mahal, melainkan bahan yang memberi kesan mewah dan biasanya berkilau dan tembus terang. Menurut Arifah A. Riyanto 2003 bahan yang digunakan untuk busana pesta yaitu crepe, sifon, organsa, taffeta, beledu, lame, sytera, voile, jersey, satin, corduroy, woll. Menurut Prapti Karomah 1990 bahan busana pesta malam biasanya memilih bahan yang berkualitas lebih halus atau lembut daripada busana pesta pagi maupun busana pesta sore. Bahan yang digunakan untuk busana pesta malam antara lain ciffon, organsa, taffeta, satin, beledu, dan bahanâbahan yang berkilau dipilih warnaâwarna yang agak tua seperti hitam, biru tua, coklat tua, merah, dan sebagainya. Busana pesta malam dengan sumber ide Kololie Kie Thoma Ngolo ini menggunakan bahan utama pada blus dengan bahan Cavalli, bahan printing satin bridal dengan motif Tifa, dan furing Ero. Bagian celana busana pesta malam ini menggunakan bahan utama Belledu dan bahan furing satin velvet. 54 Bahan printing satin bridal dengan motif Tifa ini menggunakan teknik digital print. Teknik digital printing pada bahan tekstil merupakan teknik mencetak motif atau gambar pada bahan kain secara cepat dalam kurun waktu yang relatif singkat. Awalnya memang terkesan mustahil, namun dengan adanya mesin digital printing tekstil saat ini masalah tersebut dapat terselesaikan dengan mudah. Mesin digital printing yang banyak digunakan untuk mencetak bahan kain dalam industri tekstil sendiri pada dasarnya tersedia dalam berbagai macam tipe. Perkembangan teknologi yang begitu pesat tidak dapat dipungkiri mampu memberikan dampak yang cukup positif terhadap kemajuan industri tekstil. Salah satunya ditandai dengan kehadiran teknik digital printing tekstil yang dapat diterapkan untuk mencetak motif pada jenis kain tertentu seperti polyester, katun, rayon bahkan kain sutera. Jika sebelumnya proses pencetakan kain dalam industri tekstil biasa dilakukan dengan cara screen printing atau roll printing, maka saat ini teknik pencetakan motif atau gambar pada kain sudah bisa dilakukan dengan mudah menggunakan mesin digital printing. Banyak aplikasi yang bisa dibuat dengan mesin digital printing tersebut, salah satu contohnya berupa spanduk atau umbul-umbul. Bahkan beberapa tahun belakangan ini semakin banyak fashion designer yang mulai berinovasi untuk mencetak motif kain berdasarkan desain tertentu sebagai bahan pembuatan produk pakaian yang eksklusif. Proses printing kain yang dikerjakan menggunakan mesin digital printing jelas lebih cepat dibanding 55 dengan cara screen printing atau roll printing. hanya perlu memiliki desain dalam bentuk file komputer, lalu dari desain tersebut akan dicetak dengan menggunakan printer khusus untuk bahan kain. Teknologi digital printing tekstil yang diterapkan untuk mencetak motif kain sendiri pada dasarnya dapat dilakukan dengan dua macam cara, yaitu dengan cara langsung atau dengan printing transfer paper. Dimana proses printing transfer paper ini biasanya dilakukan untuk mencetak kain pada media yang tidak memungkinkan untuk diprint secara langsung. Namun sebelum memutuskan untuk mencetak kain dalam jumlah banyak, ada baiknya jika anda mencoba terlebih dahulu untuk mencetak satu desain ukuran A4/A3 dengan berbagai perpaduan warna. Dengan begitu anda bisa memiliki banyak contoh atau sampel motif dalam satu meter bahan kain. Setelah menemukan paduan warna yang pas akan lebih baik jika anda tidak berganti-ganti tempat percetakan kain, sehingga hasil cetakan kain yang dihasilkan akan tetap konsisten dari masa ke masa. Penerapan teknologi digital printing dalam industri tekstil telah mengalami banyak perkembangan yang cukup signifikan. Hadirnya mesin digital printing tentu proses pembuatan motif pada kain akan semakin mudah dan cepat. Sebab file design yang telah tersimpan dalam memori komputer bisa langsung dicetak menggunakan printer, tidak seperti proses cetak tekstil konvensional. 56 Meskipun waktu yang dibutuhkan untuk produksi cetak kain relatif lebih pendek, tetapi kualitas gambar dan motif kain yang dihasilkan tetap terjaga dengan baik. Dimana teknologi digital printing tekstil sendiri secara keseluruhan memiliki sejumlah kelebihan yang tidak dimiliki sistem screen printing atau roll printing. a. Short Run Untuk membuat motif kain dengan mesin digital printing waktu yang dibutuhkan terbilang sangat singkat, bahkan dapat diselesaikan dalam hitungan jam. Cukup membuat desain dengan komputer kemudian langsung mencetaknya pada bahan kain. Sedangkan untuk screen printing, proses pengerjaanya terbilang sangat panjang bahkan bisa memakan waktu hingga berhari-hari. b. Low Cost Dengan teknologi digital anda bisa membuat contoh product dengan biaya minim sebelum meminta persetujuan kepada pemberi order. Lain halnya jika anda membuat sample dengan teknologi screen printing konvensional, hampir dapat dipastikan jika biaya yang anda keluarkan untuk membuat film positif, screen, exposure time, dan mencampur tinta warna pasti lebih banyak. 57 c. High Quality Karena dibuat dengan menggunakan mesin digital tentunya tampilan produk yang dihasilkan juga terlihat jauh lebih bagus. Disamping itu kemampuan cetak warnanya juga semakin beragam. Dengan adanya teknologi digital bisa memesan berbagai macam produk pelengkap kebutuhan fashion dalam jumlah terbatas. Jauh berbeda dengan printing digital, sejumlah penyedia jasa screen printing konvensional biasanya akan menetapkan minimal order untuk mencetak gambar atau motif tertentu pada bahan kain. 3. Pola Busana Menurut Widjiningsih 1994 pola busana terdiri dari beberapa bagian, yaitu pola badan blus, lengan, kerah, rok, kulot, dan celana yang nantinya masih bisa diubah sesuai model yang dikehendaki. Sedangkan menurut Porrie Muliawan 1994, pola adalah potongan kain atau potongan kertas yang dipakai sebagai contoh untuk membuat baju ketika bahan digunting. Sebelum membuat pola, terlebih dahulu dilakukan pengambilan ukuran terhadap tubuh model. Dalam proses membuat pola, harus memulai beberapa tahapan, yaitu a. Pengambilan Ukuran Sebelum membuat pola langkah yang harus dilakukan adalh pengambilan ukuran. Didalam mengambil ukuran harus cermat dan teliti supaya hasil akhir dari pembuatan pola busananya baik dan enak dipakai. Dalam mengambil ukuran hendaknya diperhatikan orang yang 58 akan diukur, barang-barang yang dapat menyebabkan ukuran kurang tepat supaya dilepas, blus yang dimasukkan harus dikeluarkan supaya tebal dan mengembungnya blus tidak menambah besarnya pinggang. Sebelum mengambil ukuran, garis pinggang, badan dan panggul diikat dahulu dengan peter ban yang rata pada sekeliling tubuh supaya ukuran yang diperoleh tepat Widjiningsih, 1994. Adapun ukuran yang diperlukan dalam membuat Busana pesta, yaitu 1 Cara mengambil ukuran badan atas a Lingkar badan Diukur sekeliling badan atas yang terbesar, melalui puncak dada, ketiak. Letak centimeter pada badan belakang harus datar dari ketiak sampai ketiak. Diukur pas dahulu kemudian ditambah 4 cm atau diselakan 4 jari. b Lingkar leher Diukur sekeliling batas leher dengan meletakkan jari telunjuk dilekuk leher. c Panjang muka Diukur dari lekuk leher ditengah muka lurus kebawah sampai batas peterban dipinggang. 59 d Lebar muka Diukur pada 5 cm dibawah lekuk leher atau pertengahan jarak bahu terendah dan ketiak dari batas lengan kanan sampai batas lengan kiri. e Lebar bahu Diukur pada batas leher dibelakang daun telinga ke puncak lengan atau bahu terendah. f Tinggi dada Diukur dari bawah peter ban dipinggang tegak lurus keatas sampai dipuncak buah dada. g Panjang punggung Diukur dari tulang leher yang menonjol ditengah belakang lurus kebawah sampai dibawah batas peterban dipinggang. h Lebar punggung Diukur 8-9 cm dibawah tulang leher yang menonjolatau pertengahan jarak bahu terendah dan ketiak dari batas lengan kanan sampai batas lengan kiri. i Lingkar pinggang Diukur sekeliling pinggang, pas dahulu kemudian ditambah 1 cm atau diselakan 1 jari. j Panjang sisi Diukur dari pinggang bagian sisi sampai ketiak. 60 k Panjang blus Diukur dari pangkal leher belakang sampai batas yang dihehendaki. Atau diukur dari pinggang sampai batas yang dikehendaki. l Lingkar kerung lengan Diukur sekeliling lubang lengan, pas dahulu kemudian ditambah 2 cm jika tanpa lengan, dan ditambah 4 cm untuk lubang lengan yang akan dipasangkan lengan. m Panjang lengan Diukur dari bahu terendah sampai panjang lengan yang dikehendaki. Untuk lengan panjang, saat mengukur lengan harus dibengkokan agar menambah kelonggaran. 2 Cara mengambil ukuran badan bawah a Lingkar pinggang Diukur sekeliling pinggang, pas dahulu kemudian ditambah 1 cm atau diselakan 1 jari. b Lingkar panggul Diukur sekeliling badan bawah terbesar,diukur pas kemudian ditambah 4 cm. Bila perut yang diukur besar atau hamil maka yang diukur bagian yang lurus dengan perut. 61 c Tinggi panggul Diukur dari peterban dipinggang sampai batas lingkar panggul. d Panjang rok / celana Diukur dari pinggang sampai sepanjang yang dikehendaki. e Tinggi duduk Diukur dari pinggang sampai alas duduk kursi ditambah 3 cm. b. Metode / Sistem Pembuatan Pola Busana Dalam pembuatan busana diperlukan pola. Menurut Widjiningsih 19943 ada dua cara dalam pembuatan pola busana yaitu secara draping dan secara konstruksi. 1 Drapping âDrapping adalah cara membuat pola ataupun busana dengan meletakkan kertas tela sedemikian rupa diatas badan seseorang yang akan dibuatkan busananya mulai dari tengah muka menuju kesisi dengan bantuan jarum pentulâ Widjiningsih, 19943. Untuk mendapatkan bentuk yang sesuai dengan bentuk tubuh diperlukan lipit pantas kupnat. Lipit pantas ini terjadi karena adanya perbedaan ukuran antara lingkaran yang besar dan kecil, misalnya lipit bentuk dibawah buah dada, sisi 62 ataupun bahu, juga pada bagian belakang badan yaitu pada pinggang, panggul dan bahu. Drapping ini hanya dapat dikerjakan untuk orang lain, dan banyak dilakukan sebelum pola konstruksi berkembang. Jiplakan bentuk badan pada draping dapat menjadi pola dasar busana ataupun pola busana. 2 Pola Konstruksi Pola Konstruksi yaitu pola yang dibuat berdasarkan ukuranukuran yang diambil dari bagian-bagian badan yang diperhitungkan secara matematis dan digambar pada kertas sehingga tergambar bentuk badan muka dan belakang, rok, lengan, kerah dan lain-lain Widjiningsih, 19943. Untuk mendapatkan pola konstruksi yang baik,harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut a Pada saat pengambilan ukuran harus dilakukan secara cermat dan tepat. Hal ini dapat dilakukan dengan bantuan peterban yang diikatkan pada bagian pinggang, badan dan kerung lengan sehingga terdapat batas yang tepat. b Pada saat menggambar bentuk tertentu seperti garis leher, garis kerung lengan dan yang lain harus luwes. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan pertolongan garis lengkung. 63 c Perhitungan pecahan dari ukuran yang ada harus cermat dan tepat. Pola konstruksi dapat dibuat sesuai bentuk badan dengan berbagai model busana. Dalam pembuatan pola konstruksi badan wanita yang baik selalu memiliki lipit kup untuk ruang bentuk buah dada. Pola kontruksi bukanlah pembuatan pola yang paling sempurna, akan tetapi pola konstruksi memiliki kebaikan dan kekurangannya. Kebaikan pola konstruksi antara lain a Bentuk pola sesuai dengan bentuk badan seseorang. b Besar kecilnya kup lebih sesuai dengan besar kecilnya buah dada seseorang. c Perbandingan bagian-bagian dari model lain lebih sesuai dengan besar kecilnya bentuk badan seseorang. Kekurangan pola konstruksi antara lain a Menggambarnya tidak mudah. b Memerlukan waktu yang lebih lama. c Membutuhkan banyak latihan. d Harus mengetahui kelemahan dari konstruksi yang dipilih. Didalam pola konstruksi, terdapat beberapa macam sistem, yaitu Meyneke, sistem Charmant, sistem Muhawa, sistem Sho-Enginer, sistem Dress Making dan sistem praktis. Dalam pembuatan kostum tari ini menggunakan pola 64 dasar dengan sistem praktis. Teknik pembuatan busana pesta malam ini menggunakan pola konstruksi dengan pola dasar system soâen. 4. Teknologi Busana Teknologi busana adalah cara atau teknik yang digunakan dalam proses pembuatan busana agar menghasilkan busana yang pas dan nyaman untuk dipakai. Penjahitan busana pesta malam dikerjakan dengan mesin jahit. Kemudian untuk penyelesaian sebagian besar busana pesta ini diselesaikan dengan tangan, seperti pada bagian kelim, serta pada bagian bisban isi., sehingga membutuhkan waktu yang relative lama dan juga membutuhkan ketelitian dalam pengerjaanya. Teknologi busana terdiri dari a Teknologi Penyambungan kampuh âKampuh adalah kelebihan atau tambahan jahitan untuk menghubungkan dua bagian dari busana yang dijahitâ Nanie Asri Yuliati, 19934 misalnya menghubungkan bahu depan dengan bahu belakang, sisi depan dengan sisi belakang. Jadi kampuh adalah sambungan yang terjadi waktu menyambung dua potong kain. Penyelesaian kambuh sangat berpengaruh terhadap jatuhnya busana. Kampuh terdiri dari dua macam yaitu kampuh buka dan kampuh tutup. 65 1 Kampuh buka Kampuh buka adalah kelebihan jahitan untuk menghubungkan dua bagian dari busana yang dijahit secara terbuka. Macammacam kampuh buka menurut Nanie Asri Yuliati 1994 antara lain a Diobras Biasanya digunakan untuk pembuatan pakaian wanita dewasa dan celana panjang pria, lebar kampuh jadinya 1,5 cm sampai 2 cm. b Dijahit tepi Kampuh buka diselesaikan dengan dijahit tepi merupakan pengganti kampuh buka yang diobras agar tepi kampuh tidak bertiras. Kampuh ini diselesaikan dengan cara dijahit mesin pada bagian tepi antara 1,5 cm
Pengertian busana pesta adalah busana yang dikenakan pada kesempatan pesta, dimana pesta terebut dibagi menurut waktunya yakni pesta pagi, pesta siang dan pesta malam Prapti Karomah dan Sicilia Sawitri, 1998. Menurut menurut Enny Zuhni Khayati 1998 3 busana pesta adalah busana yang dikenakan pada kesempatan pesta baik pagi hari, siang hari dan malam hari. Sedangkan menurut Chodiyah dan Wisri A. Mamdy 1982 pengertian busana pesta adalah busana yang dikenakan pada kesempatan pesta, biasanya menggunakan bahan yang berkualitas tinggi dengan hiasan dan perlengkapan yang bagus dan lengkap sehingga kelihatan istimewa. Jadi busana pesta adalah busana yang dikenakan pada kesempatan pesta baik pesta pagi, pesta siang, pesta sore maupun pesta malam hari, dimana busana yang dikenakan lebih istimewa dibandingkan dengan busana sehari-hari, baik dari segi bahan, teknik jahit, desain maupun hiasannya.
busana pesta menurut kesempatan dan waktu